Setelah lelah seharian mencari-cari informasi tempat kost, akhirnya aku mendapatkannya juga, sebuah rumah kost murah, aman, dan dekat dengan lokasi kampusku yang berada didaerah Jakarta Selatan. Malam itu juga aku langsung berangkat dari kota Bandung menuju Jakarta, dan setelah sampai aku segera menempati kost tersebut. Namun entah kenapa aku belum bisa tidur juga didalam kamar kostku sendiri, aku hanya berbaring dengan mata terbuka ditempat kasur. Padahal malam itu sudah cukup larut bahkan ketika aku melihat jam digital di handphone waktu sudah menunjukan jam 01.35 dini hari.
Aku berpikir mungkin dengan mendengarkan lagu bisa membuatku tertidur tapi ternyata aku malah sibuk sendiri dengan handphone. Akhirnya aku mematikan handphone dan menarik selimut. Tapi baru saja aku menarik selimut, aku mencium bau yang sangat menyengat. Aku masih berusaha memejamkan mata waktu itu, akan tetapi bau itu sangat mengganggu dan tidak nyaman. Aku membuka selimut dan menutupi hidung sambil mencari asal dari bau tersebut.
Tapi tidak ada hasilnya karena mataku sudah terasa berat saat itu. Aku pun akhirnya tidak memperdulikan bau itu, aku kembali mencoba untuk tidur. Belum sempat aku tertidur, gangguan yang lain datang dan tidak lama kemudian muncul benda jatuh di atas kamarku. Bunyinya seperti ranting pohon yang menimpa atap kostku. Sempat aku bingung karena di sekeliling kostan ini tidak ada pohon.
Keadaan pun kembali sunyi, aku melompat dari kasur dan langsung ke balkon untuk mencari suara yang baru saja aku dengar. Ketika aku lihat sekelilingku dari balkon, tidak ada apa-apa. Hanya jalanan sunyi dan pepohonan yang rimbun di seberang jalan bergoyang-goyang tertiup angin. Aku kembali ke kamar dan berusaha tidur dengan perasaan takut dan penasaran. Mulutku komat-kamit membaca doa, dari jauh terdengar sayup-sayup suara lolongan anjing malam.
Meskipun suaranya jauh tapi itu tetap membuatku takut, aku terus berdoa sampai akhirnya aku tertidur. Dan aku terbangun lagi, mimpiku aneh jadi aku mimpi dikejar-kejar sekumpulan orang yang menggunakan topeng. Aku terdiam sejenak di atas kasur, aku menuju keluar kamar untuk mengambil air minum di dapur. Lorong menuju ke dapur dalam kondisi gelap, kamar-kamar di kost ini juga sudah gelap.
Saat aku melihat jam dinding di luar waktu sudah menunjukan jam 03.00 pagi. Aku meneruskan langkahku menuju dapur yang berada di ujung lorong, sampai didapur keadaan sangat gelap gulita. Aku berjalan pelan sambil berpegangan ke tembok, baru beberapa langkah aku pun terjatuh. Aku menginjak sesuatu di lantai, seperti genangan air. Aku berusaha berdiri dan mencari saklar lampu yang berada di ujung dapur.
Ya Tuhan! Aku tidak berdaya dengan apa yang aku lihat. Saat lampu aku nyalakan, aku lihat badanku penuh dengan darah. Di depanku, aku melihat ada genangan darah yang aku yakin tadi membuat aku terjatuh. Belum hilang rasa penasaranku, aku melihat kulkas yang ada didapur bergerak dengan sendiri. Aku ingin segera berlari dari dapur dan meminta tolong kepada teman-teman kost.
Tapi entah kenapa seperti ada yang mengarahkan badanku untuk berjalan ke arah kulkas dan membuka kulkas tersebut. Sekarang aku tidak bisa mengendalikan tubuhku, aku mulai bergerak sendiri tanpa perintah. Aku mulai panik dan mulai menangis, di hadapanku kulkas terus bergerak dan sekarang tanganku sedang menggenggam pintu kulkas. Sekali lagi aku coba mundur, dan aku tidak mau tahu apa yang ada di dalam kulkas tersebut.
Tiba-tiba dari arah luar terdengar kembali suara lolongan anjing malam. suara nya terdengar sangat dekat, tangan ini kemudian membuka kulkas dan astaga. Di depanku sekarang di dalam kulkas tersebut aku melihat sebuah kepala manusia dengan darah yang masih segar menetes. Kepala itu adalah kepala seorang lelaki, wajahnya sangat lebam penuh dengan bekas luka. Matanya terbelalak lebar sambil mulutnya terbuka lebar.
Aku langsung menjerit seketika, badanku langsung lemas dan aku pun langsung terjatuh. Aku terus berteriak dan tidak lama kemudian temanku berdatangan dengan wajah penuh keheranan. Mereka berlarian menuju ke arahku, mereka berusaha menenangkanku. Pelan-pelan mataku mulai kabur dan badanku mulai lemas dan akhirnya aku pingsan. Aku terbangun di atas tempat tidurku, mereka tersenyum melihatku mulai sadar. Tapi aku melihat ada yang aneh, ada sesosok tubuh yang terlihat berdiri di belakang ines temanku.
Ines temanku kemudian maju dan menundukan badan di dekatku. Ya Tuhan, ternyata yang berada di belakang ines adalah sosok tanpa kepala. Aku kembali menjerit histeris, seisi ruang kamarku mulai ramai. Lalu temanku mulai menenangkanku sambil bertanya kenapa. Aku hanya bisa berteriak, “tolong, itu ada orang” teman-temanku saling berpandangan. Mereka semua tampak kebingungan, tidak lama kemudian badanku terasa lemas kembali dan akhirnya aku pun pingsan kembali.
Pagi harinya aku melihat sudah ada pamanku di kamar, aku langsung bangun dari tempat tidurku dan langsung bilang kepada pamanku bahwa aku ingin pergi dari rumah kost ini. Akhirnya pamanku meminta tolong kepada teman-temanku untun membereskan barangku. Setengah jam kemudian, aku dan pamanku pergi meninggalkan kost murah itu. Aku berjanji kepada diriku aku tidak akan kembali ke kost murah tersebut.
Beberapa bulan berlalu, aku sekarang tinggal bersama pamanku. Dalam satu kesempatan aku bertemu ines teman satu kost yang dulu. Aku bertanya padanya apakah dia masih tinggal di rumah kost murah itu. Wajahnya langsung berubah tegang dan tampak ketakutan, beberapa saat ia diam. Kemudian ines bercerita kalau setelah kejadian yang aku alami beberapa hari setelahnya penghuni kost yang lain mengalami kejadian yang menyeramkan satu persatu dari mereka melihat sebuah kepala di dapur dan juga badan tanpa kepala yang berkeliaran saat malam hari.
Dari kejadian itu satu persatu penghuni rumah kost itu mulai pada pindah dan akhirnya kost murah itu pun kosong. Konon rumah itu dijadikan kost karena dulu ada penjaga rumah, lalu penjaga rumah tersebut di penggal kepalanya saat terjadi perampokan. Dari situ pemilik rumah sering diganggu dan akhirnya pemilik rumah tersebut menjadikan rumah itu sebagai kost, dengan harga yang relatif murah.